Rabu, 26 Juni 2013

tere-liye




TUGAS AKHIR MEMBACA KOMPREHENSIF
Dosen Pengampu: M. Fakhrur Saifudin, M. Pd.
RESENSI
Nama                           : Erlinda Ajeng Pratiwi
NIM                            : A310120008
Kelas                           : A



Judul Resensi : Perjuanagan Hidup Seorang Anak dengan Segala keterbatasanya


            Judul Buku                  : Moga Bunda Disayang Allah
            Penulis                         : Tere Liye
            Penerbit                       : Republika
            Tahun Terbit                : 2013
            Kota Terbit                  : Jakarta
            Tebal Halaman            :306
            Cetakan                       : Ke16
            Harga Buku                 : 50.000




LATAR BELAKANG

            Tere Liye adalah salah satu novelis terkenal dan berbakat di Indonesia. Ia lahir di Bandung pada tanggal 21 Mei 1979. Nama asli Tere Liye adalah Darwis.“Tere Liye” merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti : untukmu, untuk-Mu. Ia berasal dari keluarga petani dan merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Berikut adalah riwayat pendidikan yang sudah ditempuh Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri 2 Kikim Timur Sumsel, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kikim Timur Sumsel, setelah lulus SMP ia melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung, setelah itu menempuh pendidikan ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Tere-liye tidak seperti penulis lain yang biasanya memasang foto, contact person, profil lengkap pada setiap bukunya sehingga ketika buku/novel tersebut meledak biasanya langsung membuat penulis tersebut terkenal dan diundang kemana-mana. Padahal novel-novel karya tere liye terbilang sukses di pasaran.
            Tere Liye telah menghasilkan beberapab novel diantaranya, Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin, Pukat, Burlian, Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari- Bidadari Surga, Renbulan Tenggelam Diwajahmu, Mimpi-Mimpi si Patah Hati. Saya akan meresensi novel karya Tere Liye yang berjudul Moga Bunda Disayang Allah, saya memilih novel tersebut karena isinya yang memuat semangat seorang anak yang tuli, buta serta bisu yang berusaha keras untuk mengerti dan memahami isi dunia walaupun itu memerlukan perjuangan yang panjang dan tidak mudah. Perjuangan anak tersebut mendapat bantuan dari seorang pemuda yang bernama Karang.Karang dengan sabar mengajari Melati gadis kecil yang tuli, buta dan bisu itu dengan caranya yang orang melihatnya sangat tidak wajar. Bagaimana tidak ? Melati diajari dengan keras dan ada hukuman-hukuman apabila Melati tidak menuruti, tapi itu semua dilakukan Karang dengan niat dan tujuan yang baik agar Melati bisa merasakan isi dunia dan benda atau orang-orang disekelilingnya. Cerita itu diambil Tere Liye dari kisah nyata Hellen Adams Keller (Albama, 1880 – 1968).
Setiap penulis pasti memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya dengan penulis lainnya. Ciri khas karya-karya yang ditulis oleh Tere Liye yaitu mengisahkan tentang kesedihan, keharuan, bahkan hingga kematian yang dialami oleh para tokohnya. Selain itu, Tere Liye juga sering menggunakan alur maju mundur.  Walaupun Tere Liye adalah seorang laki-laki, namun ia mampu menyelami perasaan dan isi hati seorang wanita secara mendetail. Hal ini menjelaskan bahwa Tere Liye merupakan salah satu penulis yang profesional dan merupakan hal yang wajar jika tulisannya sering mendapat predikat best seller.
            Dikutip jawaban Tere Liye dari “frequently asked question” pada novel Hafalan shalat Delisa edisi revisi, Tere Liye mengungkapkan bahwa ia tak berniat menulis novel yang mengharukan. Ia hanya berniat membuat novel yang sederhana, namun sederhana itu dekat sekali dengan ketulusan itu kunci utama untuk membuka pintu hati.Terlihat tekad Tere Liye yang ingin membuat novel yang sederhana dan menyentuh telah mendarat dengan sukses di setiap hati pembacanya.


Sinopsis
Ada sebuah keluarga yang kaya raya mempunyai anak bernama Melati. Saat ini umurnua menginjak 6 tahun. Tapi sayang, ia sampai sekarang belum bisa berbicara. Membedakan ayah dan bundanya ia tak bisa, bahkan membedakan mana sendok dan garpu pun ia tak tahu. Ia suka melempar – lempar barang yang berada didekatnya. Ya, Melati mengalami suatu kelainan. Kemampuannya yang terbatas itu disebabkan oleh suatu kecelakaan yang tak terduga. Kecelakaan itu terjadi saat melati berumur 3 tahun. Ketika Melati, Ayah, Bunda, dan seluruh pembatunya berlibur disebuah pantai, Melati bersama Ayah dan Bundanya sedang bermain lempar piring-piringan, mata melati terkena benda itu.Melati jadi sering terjatuh saat ia berjalan. Setelah diperiksakan ke Dokter Ryan, Melati ternyata buta. Tidak lama kemudian, setelah Melati mengalami kebutaan, ia ternyata juga tuli, dan kemudian ia mengalami gangguan ingatan. Jadi Melati sekarang sudah tidak ingat lagi apa yang sudah dipelajarinya selama 3tahun. Berbagai cara sudah di coba oleh Ayah dan Bundanya.
 Dari mulai memanggil peskiater biasa hingga memanggil tim dokter dari luar negeri sudah dilakukannya. Tetapi sayang, semuanya gagal. Tak ada kemajuan dari Melati. Tetapi Ayah dan Bundanya tak berputus asa, mereka mencoba memanggil seeorang pemuda yang bernama Karang. Pemuda itu dikenalnya dari Kinarsih, putri Dokter Ryan. Karang dan Kinarsih memang teman baik. Mereka sama-sama mendirikan sebuah taman bacaan untuk anak-anak kurang mampu di jalanan. Karang adalah seeorang pemuda yang dulunya hanyalah anak jalanan. Kemudian ia di asuh oleh sebuah keluarga. Mulai dari saat itu, Karang meraih prestasi setinggi-tingginya. Ia pun sukses dalam membuka taman bacaan yang dikelola olehnya. Sekarang taman bacaan itu sudah mempunyai banyak cabang. Dan satu hal yang sangat dalam dirinya, ia sangat menyayangi anak-anak. Namun suatu hal buruk terjadi pada Karang.
Saat ia melakukan study tour di sebuah kapal di atas laut, terjadilah sebuah badai yang sangat besar sehingga kapal yang mereka naiki itu terbalik. Seorang anak kecil perempuan yang bernama Qintan itu akhirnya tak bisa terselamatkan. Anak itu pergi bersama 18 anak lainya yang bernasib sama seperti Qintan. Jumlah anak-anak yang selamat itu hanya 12 orang. Sedangkan yang meninggal ada 18 orang. Mengetahui hal itu Karang menjadi frustasi. Semangatnya selama ini pun pudar. Hidupnya 3 tahun terakhir ini pun hancur. Ia  hanya tidur dam mabuk – mabukan saja tiap harinya. Namun hari-harinya yang menyedihkan itu hilang saat Bunda Melati memohon pada Karang supaya mendidik Melati agar bisa berkenalan dengan dunia ini walaupun dengan keterbatasannya. Awalnya Karang menolak tawaran tersebut. Tetapi, akhirnya ia mau mengajarkan Melati.Pengajaran itu pada awalnya dilakukanya dengan sangat keras dan disiplin. Dan satu minggu itu di rumah mewah Ayah dan Bunda Melati terdengar jeritan Melati dan teriakan-teriakan Karang. Karang mengajarkan Melati bagaimana cara makan dengan sendok. Melati tidak mau.
Melati protes dengan cara berteriak – teriak dan selalu menghindar dari Karang. Satu minggu pun berlalu. Tapi tak ada perubahan. Ayah Melati kini mau berangkat ke Jerman karena ada tugas selama 3 minggu. Dan ketika Ayah Melati sudah pergi dan Bundanya menemaninya makan, ternyata Melati sudah bisa makan menggunakan sendok. Alangkah bahagianya hati Bunda. Bunda kemudian mengizinkan Karang untuk tinggal 3minggu lagi untuk mengajari Melati hal lain yang Melati belum bisa lakukan. Dan akhirnya satu minggu pun berlalu. Kini Melati sudah bisa makan menggunakan sendok dan duduk di atas kursi sendiri.
Di akhir minggu kedua, Melati sudah mulai mengerti kalau semua benda itu tidak untuk dilempar. Dan ketika ayahnya pulang, Malati sudah bisa membedakan mana Ayah dan mana Bunda. Akhirnya Melati pun bisa mengerti ini itu dengan telapak tanganya karena buta dan tuli. Akhirnya Melati bisa berkomunikasi dengan lawan bicaranya dengan metode Tadoma yang mengetahui ucapan dengan memegang lehernya atau bibirnya.


JENIS
Jenis resensi yang saya buat adalah  jenis fiksi yaitu novel yang berjudul Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Novel ini bertema tentang semangat menjalani hidup seorang anak dan keadilan yang diberikanoleh Allah, karena Allah itu maha adil. Novel Moga Bunda Disayang Allah memiliki unsur intrinsik :
1. Tema           : Ketegaran menjalani hidup.
2. Alur             : Maju Mundur / Campuran.
3. Latar/setting : Rumah Tuan HK, Rumah Ibu-ibu gendut, Pantai.
3. Penokohan
            a. Melati          : Pantang menyerah, selalu berusaha, semangat.
            b. Bunda         : Sabar, penyayang.
            c. Karang         : Penyayang, berperasaan.
            d. Kinansih      : Baik hati, pandai menghibur dan berjiwa yang sangat mulia.
                          e. Tuan HK     : Pekerja keras, penyanyang, bertanggung jawab, keras, disiplin.
            f. Mang Jeje    : Baik, suka menolong.

4. Amanat       : Semua ciptaan Tuhan pasti ada kekurangan dan kelebihan. Manusia tak ada yang sempurna, dibalik kekurangan pasti ada kelebihan tersendiri, karena Allah itu Maha Adil. Jadi kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang ini.Dalam menghadi kehidupan pasti ada cobaan dan kita pasti bisa melewati cobaan itu karena Allah akan memberikan cobaan yang pasti umatnya akan bisa mengatasinya.




PENILAIAN
a.      Perbandingan novel
Novel Moga Bunda Disayang  Allah memiliki beberapa kesamaan dengan novel Hafalan Shalat Delisa. Keduanya menceritakan seorang anak perempuan yang berumur 6 tahun yang bersemangat menjalani hidup. Tempat tinggal keduanya juga sama – sama di sebuah pedesaan. Namun,Melati berasal dari keluaraga yang sangat kaya raya sedangkan Delisa dari keluarga yang sederhana. Melati tokoh gadis kecil dalam novel Moga Bunda Disayang Allah bersemangat ingin mengetahui isi dunia dengan segala keterbatasanya. Melati tuli, bisu dan buta sungguh kasihan nasib Melati  memenag dari kecil ia tidak mengetahui benda – benda yang ada di sekelilingnya jangankan benda di sekelilingnya, wajah dirinya dan kedua orang tuanya yang sangat kaya saja ia tidak bisa melihat. Usaha orang tua Melati tidak ada henti –hetinya mereka selalu mendatangkan dokter – dokter yang ternama dan terkenal untuk menyembuhkan Melati.
Perjuangan yang sama dilakukan oleh Ummi panggilan ibu Delisa dalam novel Hafalan Surat Delisa perbedaanya jika Bunda HK ibu Melati berjuang untuk memebuat Melati bisa mengerti isi dunia, maka Ummi berjuang untuk memeberi motivasi kepada Delisa yang diberi tugas oleh gururnya untuk menghafal bacaan shalat.Ummi memeberi motifasi jika Delisa bisa menghafal bacaan shalat tersebut maka Ummi akan memeberikan hadiah kalung pada Delisa. Hadiah yang dberikan Ummi membuat sikap kakak – kakak Delisa menjadi iri sehingga hafalan Delisa diwarnai dengan pro dan kontra.
Ayah Melati adalah seorang pekerja keras, sering disebut dengan sebutan Tuan HK dia bekerja di Pabrik milik keluarganya. Sama dengan ayah Melati, ayah Delisa bekerja sebagai seorang pelaut. Bekerja sebagai ahli mesin kapal tanker, berlayar hingga berbulan-bulan lamanya. Kedua ayah tersebut bekerja dan berjuang untuk menghidupi keluarganya. Bunda HK dan Ummi yang mengurusi anak – anaknya dirumah.




b.      Keunggulan novel
·         Pengarang menciptakan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok masing-masing yang tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut sebagai tokoh utama. Di sini benar-benar terasa adanya tiga tokoh utama yang memiliki kedudukan sama sebagai agen penderita, agen perubahan, dan agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa manusia dalam kedudukannya sendiri-sendiri sebenarnya sedang melakoni peran penting dalam kehidupan nyata.

·         Cerita ini memperlihatkan  perjuangan hidup yang tidak mudah yang dialami oleh anak-anak. Baik itu Karang yang yatim piatu maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik.
·         Penulis berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk bersabar dan bersyukur “Hidup ini adil, sungguh Allah Maha Adil, kitalah yang terlalu bebal sehingga tidak tahu dimana letak keadilanNya, namun bukan berarti Allah tidak adil”.

c.       Kelemahan novel
·         Cerita ini ditulis dalam gaya bahasa sehari-hari yang tidak baku. Penggunaan berulang-ulang kosakata yang tidak baku serta kalimat tambahan yang tidak perlu mengganggu kenyamanan dalam membaca. Seperti penggunaan kata “ibu-ibu gemuk” yang artinya menunjuk pada seorang ibu yang bertubuh subur dan kata “anak-anak” untuk penunjukan kata benda seorang anak.
·         Pilihan penulis dalam penempatan setting dan kegiatan pendukung dalam novel terasa kurang tepat. Dalam novel semua tokoh digambarkan sebagai orang-orang muslim dengan segala aktivitas dan atribut mereka, namun pada ending cerita penulis menciptakan suasana pesta kembang api yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat termasuk para tokoh novel. Jadi tidak terlihat jelas keberagaman budaya atau mayoritas budaya penduduk yang ada di daerah tempat tinggal tokoh Melati, sehingga kurang ada alasan tepat jika penulis dengan tiba-tiba memasukkan salah satu kegiatan tahunan keluarga Melati adalah merayakan tahun baru China.

1 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus